Saturday, October 16, 2010

HENING

Malam, aku, hening, dan sebatang rokok. Temanku saat dipeluk gundah, ketika gulana mendekap erat. Satu lagu itu yang kamu berikan entah sudah berapa kali ku putar ulang. Satu lagu yang menggenapi kesendirianku, mengisi ketidakhadiranmu.

Sudah biasa, kamu tak pernah ada. Tapi tak pernah ku terbiasa dengan ketiadaanmu. Kenapa ya?
shhh....Kutarik napas panjang, kuhisap sebatang racun di tanganku dalam-dalam. Berusaha menyimpan aroma keberadaanmu beberapa bulan lalu di rongga paru-paruku. Seperti racun ini akan mengendap selamanya disana. Sesaat kamu hadir, itulah napasku selama 6 bulan terakhir.
Fuuuuuhhh....kuhembuskan pelan-pelan, kuperhatikan asap nya memudar, menghilang. Berharap kamu juga bisa semudah dan secepat itu pergi dari kepalaku.

"Jangan ngerokok lagi ya..." katamu sore itu. 
Sore terakhir kamu disini, 6 bulan yang lalu. 6 bulan sayang, aku menunggu, aku turuti maumu, menjadi perempuan yang kamu bilang pantas. 
"Perempuan baik-baik ngga ngerokok" katamu lagi sebelum pergi. 

6 bulan aku dalam keheningan. Adakah kamu disini? Tidak. Adakah kamu menggantikan satu-satu nya pelipur laraku? Tidak. Jangan tanya kenapa kamu yang cuma 3 hari ada di hidupku bisa jadi sumber segala harap. Aku ngga ngerti. Sama tidak mengertinya kenapa batangan racun ini bisa menenangkan aku. Bisa jadi teman baik dalam hening.

Aku sudah hafal mati lirik lagu yang kamu berikan sore itu. Sama seperti aku hafal mati suaramu, gelak tawamu, ekspresimu, semuamu. 6 bulan sayang, aroma tubuh kamu selama 3 hari itu mengendap di penciumanku. Demi Tuhan, jangan tanya kenapa bisa begini. Kenapa 3 hari bisa membuatku jatuh sedalam ini. Aku juga ngga tau. Yang aku ingat, 3 hari itu aku ngga berhenti tersenyum, gelak tawa ceriaku mengoyak hening yang biasanya menggelantung. 3 hari itu aku merasa bebas, lepas, tenang, tanpa beban. Tau bahwa kamu ada. Tau bahwa aku punya sandaran hidup yang bisa di andalkan.
Tapi cuma 3 hari
1 pesan..."Jangan ngerokok lagi ya.."
1 kecupan di kening
1 lagu untuk di kenang
1 janji..."aku pasti datang lagi"
Dan kamu pun pergi

6 bulan sayang, aku menunggu. Bahkan namamu pun aku ngga tau. 
"Kita akan saling tau nama masing-masing, nanti...kalau sudah waktunya" katamu waktu kita berkenalan. Lalu 3 hari kita habiskan bersama tanpa tau nama masing-masing.
Kemana aku harus mencari? Aku cuma bisa menunggu.

Sore ini aku menyerah sayang, maaf. Ini batang pertama setelah aku yakin kamu tidak nyata. Setelah aku percaya ini sia-sia. Tak pernah ku duga kamu datang tiba-tiba. Ketika terdengar ketukan dipintu, aku yakin itu bukan kamu. Maka aku buka pintu kamarku, dengan sehelai kaus belel, superbesar celana superpendek, dan sebatang rokok di antara jari-jari ku. 

Belum sempat aku merasakan jejakmu lagi.
"Aku kan udah bilang jangan ngerokok lagi, bahkan untuk 1 pesan pun kamu ngga bisa nurut. Bahkan untuk 6 bulan pun kamu ngga bisa bersabar..."

1 kalimat
1 ekspresi baru...kemarahan
dan kamu pergi LAGI.

Malam, aku, hening, dan sebatang rokok. Bahkan aku ngga sempat menyadari kamu sudah ganti parfum. Tidakkah kamu ingin tau namaku?

Hei...siapa kamu?
Namaku Fana..

4 Oktober 2010,

Delena Gadis

No comments:

Post a Comment